watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GAIRAH DIPESAWAT TERBANG

“Ladies and gentlemen welcome aboard flight
SQ318 destination Los Angeles from Taipei. We
will stop in Hawaii for a few moment to refill our
fuel and continue to Los Angeles. The flight to
Hawaii will take seven hours. So sit down and
enjoy our flight entertainment. Dinner will be
served at seven pm Taiwan time.”Sekali lagi aku
menguap. Perjalanan ini pasti membosankan
pikirku. Aku melirik penumpang yang duduk di
sebelahku. Wanita yang duduk di sebelahku
cantik sekali. Kulitnya putih mulus, mukanya
manis. Rambutnya dipotong pendek. Mukanya
mengingatkanku akan sebuah karakter dalam
kartun Jepang Amy dalam film Sailormoon.
Mataku mulai berkeliaran, dadanya tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil tapi kelihatan ketat dan
tidak menunjukkan kekenduran sedikitpun.
Bajunya putih ketat terbuat dari bahan yang
elastis menunjukan lekukan tubuhnya yang
sempurna. Perutnya datar dan pinggangnya
yang melekuk sungguh aduhai.
Tak kusadari dia melihat ke arahku. “Kok ngeliatin
kayak gitu sih Mas?” Mukaku langsung merah
padam menanggung malu. Aku gelagapan
bilang, “Maaf Non habis kamunya cakep sih.”
Di luar dugaan dia cuma tersenyum kecil. Sambil
mengulurkan tangannya dia berkata, “Nama saya
Annie, nama kamu siapa?” aku agak bengong
sebentar tapi kemudian menjabat tangannya dan
menjawab, “Eh.. nama saya Jonathan.”
Tangannya lembut sekali. Pikiranku mulai ngeres.
Wah enak sekali kalau yang dipegang itu
kemaluanku.
“Kok jabat tangannya nggak lepas-lepas sih?” aku
tersentak lagi dan minta maaf. Aku mengambil
majalah dan mulai membacanya untuk menutupi
mukaku yang mulai merah menahan malu. Aku
memang boleh dibilang jarang ada pacar
walaupun aku boleh dibilang lumayan. Kalau
masalah seks, aku sih personal experience masih
belum ada, cuma masturbasi saja pernahnya.
Aku sudah ngebet sekali nge-seks dengan cewek
tapi sampai sekarang peruntungan masih belum
ada.
“Eh kamu pernah sekolah di SMP **** (edited)
bukan?” tanyanya secara tiba-tiba.
“Kamu kok tahu?”
“Tadi waktu ngeliat kamu rasanya aku pernah
ngeliat kamu sih, apa lagi ngedenger nama kamu.
Aku dulu pernah sekelas sama kamu.”
“Tapi rasanya nggak ada yang namanya Annie di
kelasku.”
“Waktu itu aku belum ganti nama, waktu itu
namaku Li Ruyin, inget nggak?”
Aku seperti tersentak saja, si Li Ruyin itu pacar
impianku, biarpun badannya tidak perfect tapi
cantik sekali. Tapi cewek yang di depan mataku ini
kelihatannya lain sekali, jauh lebih cantik. “Oh
kamu toh, gila, kamu beda banget. Kamu dulu
kayak anak kecil saja, sekarang kayak bidadari
saja,” timpalku.
Dia cuma tersipu saja, kemudian kami pun mulai
menceritakan keadaan masing-masing. Ternyata
setelah lulus SMP, dia pergi ke Kanada untuk
belajar di sana. Dari Kanada, dia berjalan-jalan ke
Taiwan dan dalam perjalanan balik ke Kanada tapi
bakal tinggal di L.A untuk sementara. Sementara
di Kanada, dia tidak ada cowok, katanya sih tidak
ada yang mengejar dia. Gila, pikirku, cewek
cakep, body perfect seperti dia tidak ada yang
mengejar.
Akhirnya makan malam pun mulai dihidangkan.
Sebagai penumpang First Class, kami ditawari
bermacam jenis arak dan anggur. “Whisky
please,” ucapku kepada sang pramugari. Dia
menuangkan segelas Whisky. Annie ternyata
memilih untuk minum Brandy. Sewaktu makan
malam dihidangkan, lampu mulai diredupkan.
Tiba-tiba saja aku ada rasa untuk
mengungkapkan perasaanku kepadanya yang tak
tersampaikan sewaktu di Surabaya.
“Yin, aku mau tanya nih tapi kamu jangan kaget
ya…”
Sambil tetap mengunyah dia menoleh ke arahku
dan mengangguk.
“Yin, aku waktu di **** (edited) dulu udah mulai
suka sama kamu, tapi tidak ada kesempatan dan
keberanian.”
“Jon, kamu mah gombal,” jawabnya sambil
meminum Whisky-nya.
“Yin, yang mau aku tanyain, kalau misalnya aku
ngejar kamu gimana?”
“Tergantung,” jawabnya polos.
Aku tidak banyak tanya lagi, kata “tergantung”
sudah membuatku hilang semangat dan putus
asa. Akhirnya piring kami diambil kembali dan
waktu telah agak malam dan aku sudah kepingin
tidur. Aku minta selimut kepada pramugari
pesawat itu dan Annie pun juga minta selimut.
Tapi pramugarinya kembali dan memberitahu
kalau selimutnya tinggal satu saja tapi selimut ini
cukup untuk dua orang.
Akhirnya aku dan Annie share selimut itu dan
tempat menaruh tangan di tengah kuangkat. Aku
masih tidak bisa tidur, memikirkan si Annie.
Bagiku kata “tergantung” adalah sebuah tolakan
halus yang menyakitkan. Pernah aku menunggu
jawaban seorang cewek yang memberi kata
“tergantung” tetapi ternyata dia sudah punya
pacar. Tiba-tiba saja aku merasakan kepala Annie
di pundakku, rupanya dia tertidur dan tidak
sengaja. Aku tatap wajahnya yang manis dan
cakep itu. Bibir imutnya seakan menggodaku
untuk menciumnya. Tetapi aku berhasil menahan
nafsuku dan mulai membetulkan dudukku.
Aku menoleh lagi, seakan aku ingin sekali melihati
dia terus. Akhirnya tanpa peduli resiko, tanganku,
kutaruh di pinggangnya sementara tangan
satunya kutaruh di belakang kepalanya dan
kucium bibirnya. Tanpa diduga, lidahnya mulai
menerobos bibirku dan akhirnya lidah kami
berduel di dalam mulut kami. Tangannya
menarikku supaya lebih dekat. Akhirnya kami
beristirahat untuk mengambil nafas.
“Yin, apa sih maksudmu ‘tergantung’?”
“Maksudku, tergantung kamu mau nggak ngejar
aku. Kalau kamu mau, sih aku terima saja.”
Aku tercengang, ternyata tadi dia cuma main
hard-to-get. Kucium dia sekali lagi tapi kali ini aku
mulai ciumi juga lehernya dan kupingnya.
Tanganku juga mulai masuk ke dalam bajunya
yang ketat itu. Akhirnya tanganku mulai
menyentuh bagian dasar payudaranya, dengan
satu gerakan mulus, tanganku mulai
menggenggam payudaranya yang lentur itu.
Pentilnya yang sudah berdiri itu kumainkan
dengan ibu jariku. Dia cuma mendesah kecil. Dia
melepas ciuman kami dan di bawah selimut yang
hangat itu dia melepaskan kaos dan BH-nya.
Penumpang lain sudah tidur dan kami duduk di
kursi paling belakang, sehingga tidak ada yang
dapat melihat ataupun menduga apa yang kami
lakukan.
Setelah itu kami pun mulai melanjutkan
permainan kami yang gila ini. Tanganku mulai
meraba masuk celananya tak dapat dikira,
ternyata dia tidak memakai celana dalam.
Tanganku mulai menelusuri “hutan” kemaluannya
dan akhirnya menemukan klitorisnya yang juga
telah berdiri seperti pentil payudaranya. Sewaktu
tanganku menyentuh klitorisnya, dia bergetar
sedikit. Kubenamkan kepalaku di bawah selimut
dan dengan lahapnya kuhisap dan kujilat
pentilnya sementara tanganku sibuk bermain
dengan klitoris dan liang kemaluannya.
Desahannya mulai agak cepat dan aku mulai takut
ketahuan dan tertangkap. Jadi kucium dia sambil
tanganku tetap bermain di kemaluannya.
Akhirnya dia mendapat klimaks dan jeritannya
cuma terdengar dalam mulutku. Ledakan
klimaksnya sangat dahsyat dan tanganku dibanjiri
oleh air bah klimaksnya seolah-olah seperti
bendungan pecah keluar dari liang kemaluannya.
Celananya kini pun telah basah oleh air
klimaksnya.
Tanganku yang untuk pertama kalinya bermain
dengan kemaluan cewek ini mulai pegal. Akhirnya
kubetulkan posisi dudukku dan kupeluk dia. Dia
memakai kembali kaosnya dan bersandar pada
dadaku. “Jon, kamu belum puas kan, aku puasin
yah?” Aku mulai gelagapan, jangan-jangan si
Annie mau main di pesawat. Aku tidak mau
menanggung malu kalau ketahuan orang-orang,
jadi aku bilang, “Yin, kamu keliatannya capek,
kamu istirahat saja, kamu kalau mau puasin aku
boleh saja tapi nanti saja.”
Akhirnya pesawat kami tiba di Honolulu, Hawaii
untuk mengisi bahan bakar. Kami diperbolehkan
menunggu di dalam pesawat ataupun turun
pesawat dan melihat-lihat keadaan Hawaii dari
ruang tunggu. Aku dan Annie turun pesawat dan
ke ruang tunggu. Kami punya 2 jam untuk jalan-
jalan.
“Yin, kita mau ngapain?” tanyaku sambil
menggandeng tangannya bak sepasang kekasih.
“Kamu maunya apa?” jawabnya sambil
memberikan senyuman seribu arti.
Waktu masuk, aku melihat ada iklan hotel dalam
airport. Kuajukan saranku untuk beristirahat di
dalam hotel. Annie setuju saja dan kami
memesan satu kamar. Sesampai di kamar, aku
langsung merebahkan diri di ranjang setelah
melepas kaos dan sepatu serta kaos kakiku. Annie
berdiri di depan ranjang dan menyalakan TV,
acara yang ditayangkan adalah MTV. Dia berjalan
pelan mendekati ranjang tanpa melepaskan
kontak mata. Pinggulnya bergerak ke kiri dan
kanan dengan seksinya. Dengan gerakan yang
mulus, dia mulai berdansa dengan seksinya. Satu
persatu pakaiannya dilepas hingga badannya tidak
terbungkus sehelai kain pun. Batang kemaluanku
sudah tegang dan keras seperti baja. Perlahan-
lahan dia naik ke ranjang. Dengan kedua lututnya,
dia menopang badannya dan dia mulai
menunduk dan menyingkapkan selimut ranjang
yang kupakai. Sabukku dilepasnya dan celanaku
ditarik sampai ke lutut. Batang kemaluanku sudah
sangat menonjol dan kepalanya keluar dari bagian
atas celana dalamku. Kutendang celanaku ke
lantai. Celana dalamku dipelorotnya dan mulutnya
yang kecil itu mulai mengulum batang
kemaluanku. Semua itu dilakukannya tanpa
melepaskan kontak matanya dari mataku.
Gerakan mulutnya yang naik turun diiringi
dengan sedotannya yang keras sungguh
membuat nafsuku meledak. Pinggulku,
kugerakkan naik turun seirama dengan naik turun
mulutnya.
Kepalanya kupegang dan setiap kali kepalanya
turun, kudorong kepalanya serendah mungkin
agar seluruh batang kemaluanku ditelannya
sedalam mungkin. Akhirnya klimaksku mulai
mendaki naik dengan tajam, gerakan mulutnya
pun mulai cepat dan hisapan-hisapannya semakin
keras. “Yin, aku mau keluar nih, kalau kamu
nggak lepasin entar aku bakal nyemprot di mulut
kamu nih…” ucapku.
Dia tidak menggubris peringatan yang kuberikan,
bahkan gerakannya makin dipercepat. “Ohhh
yesss… arghhh…” Aku menjerit keras. Aku seolah
melayang di dimensi keempat dan kenikmatan
yang kudapat tidak dapat dilukiskan dengan kata-
kata sewaktu aku menyemprotkan spermaku di
dalam mulutnya yang mungil itu. Seluruh
spermaku ditelannya dan batang kemaluanku
dijilatinya agar tidak ada setetes sperma pun yang
bakal tertinggal.
Dia memandangku dan bertanya, “Gimana, aku
hebat nggak?” Hebat? Apa saja yang dilakukannya
sangat hebat dan mungkin dia penjilat kemaluan
laki-laki yang terbaik di dunia. Aku tidak tahu
berapa tahun dia latihan dan berapa batang
kemaluan yang telah dia hisap.
“Yin, aku nggak tahu gimana bilangnya, kamu
bukan hebat lagi, kamu the best.”
“Jon, aku tahu kamu cuma basa basi saja. Tadi itu
pertama kali aku nyoba ngisep kontol orang
loh…”
“Yang bener saja, aku tidak percaya Yin. Masa aku
cowok pertama yang kamu isep.”
“Okay deh Jon, aku ceritain deh. Aku dulunya ada
banyak cowok, tapi semua tidak cocok. Tiap kali
aku sama cowok-cowokku yang dulu dating,
kami sampai petting.”
“Terus?”
“Yah, waktu sampai heavy petting, kusuruh
cowokku ‘ngisep aku’ tapi tidak ada yang mau.
Jadi satu persatu aku putusin.”
“Nah apa hubungannya sama kamu ‘ngisep
aku’?”
“Aku sayang sama kamu Jon, alasan kedua aku
putusin cowok-cowokku yang dulu sebab aku
tidak bisa ngelupain kamu. Aku masih inget
waktu itu aku diganggu sama orang jahat di dekat
Mal Galaxy, kamu ngebantu aku. Kalau nggak ada
kamu aku nggak tahu bakalan gimana. Sejak
waktu itu aku mulai suka sama kamu.”
Hatiku mulai tersentuh dengan ucapannya itu.
Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Ciumanku
mulai menjalar ke pipinya, kupingnya, dagunya
dan lehernya. Tak berapa lama, ciumanku sampai
ke buah dadanya. Sambil kucium dan kujilat pentil
buah dadanya yang mulai keras dan tegak,
tanganku menelusuri perutnya, hutannya dan
akhirnya jariku masuk ke dalam liang
kemaluannya. Dia mulai mendesah kecil.
Tangannya mengelus kepalaku dan rambutku.
Ciumanku mulai menurun ke bawah sampai ke
liang kemaluannya. Klitorisnya yang telah berdiri
tegak terlihat jelas. Kujilat sekali dan efeknya
sangat dahsyat. Jeritan-jeritan kenikmatan mulai
keluar dari mulutnya. Sambil jariku keluar masuk
lubangnya yang sempit itu, kujilati klitorisnya
dengan penuh semangat. Bau odor seks yang
keluar dari kemaluannya terasa harum di
hidungku, menambah semangatku. Jilatanku
keras dan cepat. Irama sodokan jariku kupercepat
dan kuperlambat, membuat Annie menggeliat
dan menjerit keenakan.
“Jon, kontolmu Jon, masukin donk…”
“Yin, kamu udah pernah belum?”
“Kok nanya sih? Pasti belum lah!”
“Yin, pertama kali bakal sakit loh.”
“Gini saja Yin, aku tiduran di ranjang and kamu
mengangkang di atasku, terus kamu saja yang
masukin agar kamu enak. Kalau gitu, semua
kamu yang ngatur. Kalau sakit diem, kalau udah
biasa masukin lagi.”
“Suka-suka kamu deh.”
Akhirnya dia pun mengangkang di atas batang
kemaluanku dan berat badannya ditopang
dengan lututnya. Perlahan-lahan dia menurunkan
badannya. Tangannya memegang batang
kemaluanku dan diarahkannya ke dalam liang
kemaluannya. Liang kemaluannya sempit sekali.
Sedikit demi sedikit batang kemaluanku ditelan
lubang kemaluannya. Kurasakan ada hambatan di
depan batang kemaluanku, rupanya dia masih
benar-benar perawan.
“Yin, waktu hymen kamu pecah kamu pasti
ngerasain sakit jadi kamu kerasin saja agar sekali
langsung masuk.” Dia menurut anjuranku dan
menggunakan seluruh berat badannya dan
gravitasi, dia menurunkan badannya. Pada saat
yang sama, kuangkat lututku untuk menopang
badannya. Jeritannya menggema di dalam kamar
yang kecil itu dan seprei ranjang diremasnya
kuat-kuat.
Kami beristirahat sebentar, agar liang
kemaluannya bisa beradaptasi dengan adanya
batang kemaluanku di dalam liang kemaluannya.
Setelah kurang lebih 3 menit, kutidurkan dia di
ranjang. Kedua kakinya di pundakku dan aku
bertanya,
“Yin, aku mulai ya?”
“Iya Jon, tapi jangan sakiti aku.”
“Tenang kalau sakit bilang saja, aku pasti stop.”
Pinggulku mulai kugerakan maju mundur dan
jariku bermain dengan klitorisnya. Irama
sodokanku dimulai dengan irama yang pelan, dan
irama itu terkadang kupercepat. Erangan
kenikmatan menggema di dalam kamar. Annie
telah klimaks dua kali selama irama ini
kupermainkan. Akhirnya klimaksku pun telah
mendekat. Iramanya kupercepat dan Annie pun
mengikuti iramaku dan menarik tanganku agar
batang kemaluanku bisa masuk sedalam
mungkin. Pas sebelum aku klimaks, kurasakan
dinding lubang kemaluan Annie mengeras dan
mencengkeram batang kemaluanku dengan
kuatnya dan dia pun mendapatkan klimaksnya
sekali lagi. Tidak lebih dari dua detik, aku pun
menyemprotkan spermaku di dalam liang
kemaluannya.
Badan kami penuh keringat dan aku pun
berbaring di sebelah Annie. Kami kembali
berpakaian dan bergegas menuju pesawat, sebab
kami hanya ada sepuluh menit sebelum
pesawatnya


Adult | GO HOME | Exit
1/2277
U-ON

inc Powered by Xtgem.com